Mar 16th, 2009 by girifumi
Memang kemenangan Rey Ratukore tergolong fenomenal. Bagaimana tidak? Tim BRT Indopart KBC menjuarai Indoprix kelas 125 cc di Sirkuit Sentul (15 Maret 2009) mempergunakan sepedamotor merek Honda.Yang patut disayangkan kemenangannya tidak diakui karena Rey menyandang status jomblo,eh salah, wildcard.
Lha apa bedanya wildcard di Indonesia dengan luar negeri?
Wildcard definisinya adalah pembalap yang mendapatkan fasilitas berpartisipasi dalam balap karena tidak membalap secara reguler. Lebih dikarenakan pembalap tuan rumah ataupun titipan dari pabrikan.Tentu saja untuk mendapatkan jatah wildcard tidak sembarang pembalap. Harus memiliki kualifikasi tertentu sehingga bisa berpartisipasi dalam balap. Tercatat pembalap Jepang memiliki reputasi yang bagus sebagai pembalap wildcard sebut saja:mendiang Daijro Kato (GP250),mendiang Norifumi ‘Norick’ Abe (GP500),Akira Ryo (MotoGP),Makoto Tamada (WSBK).Beberapa diantaranya malah juara seri.
Yang membedakannya adalah regulasinya. Balap tingkat dunia menghargai kiprah pembalap wildcard dengan menberikan nilai sesuai urutannya. Berbeda dengan di Indonesia. Lha berarti pembalap wildcard Indonesia gak dihargai dong? Bukan.Bukan begitu. Indonesia cukup unik, karena belajar dari tahun sebelumnya kerap pembalap wildcard mengganggu jalannya kompetisi yang tengah berlangsung.Malah ada kasus,wildcard dapat amanat untuk menghalangi pembalap beda merek, dan mensupport pembalap semerek.Repot kan? Terlebih lagi, kondisi sirkuit yang lebih dikenali oleh pembalap tuan rumah.Apalagi yang pasar senggol.senggol dikit jatuh deh..
Nah..terkait dengan kemenangan Rey Ratukore di dua race sekaligus membuat IMI DKI tergugah yaitu dengan memberikan fasilitas; bila BRT setuju untuk menyatakan ikut INDOPRIX ada kemungkinan Rey akan mendapatkan poin penuh.Tapi seandainya tidak dapat pointpun pihak manajemen BRT sudah memutuskan untuk memastikan akan mengikuti semua seri Indoprix dan diikuti pendamping yaitu Bima Octavianus.Dengan kata lain BRT Indopart KBC akan turun semusim penuh! Mereka percaya diri akan menorehkan prestasi tersendiri ! Motor korekan Bintang Racing Team ini memang luar biasa. Mampu menyemburkan tenaga lebih dari 20 dk (biasa lah data didapat dari dyno test).Rey Ratukore sendiri tidak menyangka tunggangannya bisa seganas ini.
Yang patut disayangkan adalah tiadanya partisipasi sebuah merek besar dunia, HONDA.Jelas-jelas, Rey mempergunakan Supra X125 namun tidak ada support sama sekali dari ATPM. Cukup miris kan?

Tomy Huang sendiri menyatakan,”Tidak ada yang bisa diharapkan dari AHM. Karena yang diharapkan tidak ada.Saya hanya berharap pada tim dan kru sendiri saja.” sedih ya? Masa sih,tim yang melambungkan nama Honda diacuhkan begitu saja.Meski mempergunakan motor Honda, tim ini emoh mencantumkan nama Honda.Lah wong gak disupport gitu loh??
AHM sendiri lebih suka membuat even One Make Race alias OMR. Well,bukannya antipati terhadap AHM. Emang sih,namanya jualan ya ambil untung.Tapi ya sisihkan lah dikit (banyak juga gpp) untuk mensupport tim tangguh. Masa kalah dengan Kawasaki yang angka penjualannya jauh di bawah Honda. Begitu pula, merek lokal, Kanzen yang meski tidak turun di even IndoPrix toh tetap menggeliat di ajang MotoPrix.